Sabtu, 01 Desember 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:HIDROPNEUMOTORAKS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:HIDROPNEUMOTORAKS di RUANGAN RINDU A 3 HDU
RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
*    ANTONIUS ZEBUA
*    EKO SYAHPUTRA
*   MUSTIKA NORA LUMBAN TOBING
*    ROE AISHA RAMBE
*    ROSLAN SIRINGO-RINGO
*    SATRIANA
*    SITI SARAH SULAIMAN





T.A 2012-2013


 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pleura dapat dibentuk oleh jaringan yang berasal dari mesodermal. Pembungkus ini dapat dibedakan menjadi pleura viseral yang melapisi paru dan parietal yang melapisi dinding dalam hemihtorax. Diantara kedua pleura tadi terbentuk ruang yang disebut rongga pleura yang sebenarnya tidak berupa tepi merupakan ruang potensial pada keadaan normal rongga pleura tersebut berisi cairan pleura dalam jumlah yang sedikit yang menyelimuti kedua belah pleura yang memisahkan pleura parital dan dan  pleura viseral. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan rongga pleura seperti efusi pleura dan pneumotoraks. Bila terdapat udara disertai cairan didalam ronggapleura disebut hidropneumotoraks
Keadaan tersebut disertai dengan nanah (empiema) maka disebut piopneumotoraks. Etiologi piopneumotoraks biasanya berasal dari paru seperti pneumonia, abses paru, adanya fistula bronkopleura, bronkiektasis, tuberkulosis paru, aktinomikosis paru, dan dari luar paru seperti trauma toraks, pembedahan toraks, torakosentesis pada efusi pleura, abses sub phrejik dan abses hati amuba. Patofisiologi dari empiema itu sendiri yaitu akibat invasi kuman piogenik ke pleura. Hal ini menyebabkan timbul keradangan akut i dengan pembentukan eksudat serosis. Dengan bertambahnya sel-sel PMN, baik yang hidup ataupun yang mati dan peningkatan kadar protein didalam cairan pleura, maka cairan pleura menjadi keruh dan kental. Endapan fibrin akan membentuk kantung-kantung yang akhirnya akan melokalisasi nanah tersebut. Pencatatan tentang insiden dan prevalensi hidropneumotoraks belum ada dilakukan, namun insiden dan prevallensi pneumotoraks berkisar antara 2,4-17,8 per 100.000 penduduk pertahun. Menurut Barrie dkk, seks ratio laki-laki dibandingkan dengan perempuan 5:1. Ada pula yang mendapatkan 8:1

1.2    Tujuan Penulisan
o   Memberikan informmasi tentang hidropneumotoraks
o   Menjelaskan tentang asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien yang menderita hidropneumotoraks.

1.3    Sistematika Penulisan
BAB I : Berisi latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan
BAB II : Berisi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,  
              pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi dan diagnosa
              keperawatan teoritis
BAB III : Berisi format pengkajian, analisa data, prioritas masalah, catatan 
                 Dan catatan perawatan
BAB IV : Berisi pembahasan
BAB V : Berisi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Teoritis Medis
    2.1.1 Pengertian
Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. Cairan ini bisa juga disertai dengan nanah (empiema) dan hal ini di namakan dengan piopneumotoraks (Djuhari,Widjajakusumah. 2003)

     2.1.2 Etiologi
·         Perforasi esofagus (cairan lambung masuk ke dalam rongga pleura).
·         Trauma dada hebat.
·         Pleura effusion
·         Hemothoraks
·         Pneumothorak
(Stanley L,Robbins.1989.)


    2.1.3Patofisiologi
Adanya kebocoran antar alveoli dengan rongga pleura

Udara pindah dari alveoli ke rongga pleura

Paru kolaps (menguncup)

Pneumotoraks (udara terdapat didalam rongga pleura)
 
Infeksi masuk ke                     menghambat drainase                      tekanan osmotik
 rongga pleura                                     limfatik                                       plasma

peradangan permukaan           tekanan kapiler paru                        transudasi cairan
       pleua                                         meningkat                                   intravaskuler
                                                           
permeabilitas vaskuler             tekanan hidrostatik                                edema

                                                        transudasi                                    cavum pleura
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                Efusi pleura
                                    Penumpukan cairan dalam rongga pleura

Ekspansi paru menurun          peningkatan O2 & CO2
Frekuensi paru
 
Pola nafas tidak efektif                                                             Ggn. Pertukaran gas

Ketidakseimbangan                            Nyeri dada                 Nafsu makan menurun
Suplai & kebutuhan O2                                                                                                                              
                                                                Indikasi pemasangan WSD            Ggn. Pemenuhan                                                                                                                                            kebutuhan nutrisi
Kelelahan/lemah                      Resti infeksi di area tempat              
      pemasangan WSD                   ketidak mampuan
                                                        untuk bernafas

                                                    Ancaman kematian

                                                            Ansietas




    2.1.4 Manifestasi Klinis
o   Sesak napas
o   Nyeri dada saat inspirasi
o   Batuk
o   Tachicardi
o   Hipotensi
o   Agitasi
o   Sianosis
o   Diaphoresis
o   Napas cepat

     2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik
·         Thorax dada :
ü  Menyatakan adanya akumulasi udara/cairan pada area pleura.
ü  Dapat menunjukkan adanya penyimpangan struktur mediastinum.
·         Laboratorium darah :
ü  AGD : PCO2 kadang-kadang meningkat
ü  PO2 : kadang-kadang normal atau menurun
ü  Saturasi O2 : menurun




    2.1.6 Penatalaksanaan
o   Pemberian therapi oksigen, diberikan bila nilai gas darah menunjukkan hipoksia.
o   Torakosentesis : untuk mengurangi tekanan di dalam rongga pleura.
o   Pemasangan WSD : untuk mengeluarkan cairan dan udara dari rongga pleura.
o   Pemberian terapi cairan : jika ada kehilangan cairan/darah yang berarti.
o   Therapi analgetik : mengurangi nyeri akibat pneumothoraks.

    2.1.7 Komplikasi
ü  Gagal nafas
ü  Kematian

2.2 Teoritis Keperawatan
2.2.1 Pengkajian Data
*      Anamnesa
Pada umumnya tidak bergejala. Makin banyak  yang tertimbun makin cepat dan jelas timbulnya karena menyebabkan sesak , disertai demam sub febril pada kondisi tuberculosis.
*      Kebutuhan istirahat dan aktivitas
Klien mengeluh lemah, nafas pendek, dengan usaha sekuat-kuatnya,kesulitan tidur, demam pada sore atau malam hari disertai keringat banyak. Ditemukan adanya takikardi, tachypnea/dispnea , perubahan kesadaran (pada tahap lanjut), kelemahan otot, nyeri dan stiffness (kekakuan)
*      Kebutuhan integritas pribadi
Klien mengungkapkan factor-faktor stress yang panjang, dan kebutuhan akan pertolongan dan harapan. Dapat ditemukan perilaku denial (terutama pada tahap awal ) dan kecemasan.
*      Kebutuhan kenyamanan / nyeri
Klien melaporkan adanya nyeri dada karena batuk. Dapat ditemukan perilaku melindungi bagian yang nyeri, distraksi, dan kurang istirahat/kelelahan.
*      Kebutuhan respirasi
Klien melaporkan batuk, baik produktif maupun non produktif, nafas pendek, nyeri dada. Dapat ditemukan peningkatan respiratory rate karena penyakit lanjut dan fibrosis lanjut.









2.2.2 Diagnosa Keperawatan Teoritis
1.      Gangguan pertukaran gas O2 b.d penurunan ekspansi paru.
Intervensi 
Rasional
·  Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.


·   Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral).



·      Awasi frekuensi jantung/irama.



·      Pertahankan istirahat dan tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas senggang.


·       Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam , dan batuk efektif.

·       Berikan terapi oksigen dengan benar.


·       Awasi GDA,nadi oksimetri
·                                              

·      Manifestasi ditres pernafasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum
·      Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi/respon tubuh terhadap demam/menggigil. Namun sianosis daun telinga, membrane mukosa dan kulit disekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik.
·      Takikardi biasanya ada akibat demam/dehidrasi tetapi dapat juga sebagai respon terhadap hipoksemia.
·      Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.

·  tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi.
· Tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2 diatas 60 mmHg

· Mengevaluasi proses penyakit dan memudahkan terapi paru.

2.      Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya akumulasi cairan/udara.
Intervensi
Rasional
·      Auskultasi bunyi nafas.


·      Kaji fremitus.


·      Kaji pasien adanya area nyeri tekan bila batuk, nafas dalam.

·      Pertahankan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.

·      Bila WSD terpasang :
Ø Observasi gelembung udara










Ø Catat karakter /jumlah drainase selang dada


Ø Evaluasi kebutuhan untuk memijat selang (milking)

·      Awasi GDA dan nadi oksimetri. Kaji kapasitas vital/pengukuran volume tidal
·      Berikan oksigen tambahan.
·      Bunyi nafas dapat menurun atau tak ada pada lobus, segmen paru, atau seluruh area paru(unilateral).
·      Suara dan taktil fremitus (vibrasi) menurun pada jaringan yang terisi cairan/konsolidasi.
·      Sokongan terhadap dada dan otot abdominal membuat batuk yang lebih efektif/mengurangi trauma.
·      Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

Ø Gelembung udara selama ekspirasi menunjukkan lubang angin dari pneumothoraks. Gelembung biasanya menurun seiring dengan ekspansi paru dimana area pleural menurun. Tak adanya gelembung dapat menunjukkan ekspansi paru normal atau adanya komplikasi:obstruksi dalam selang
Ø Berguna dalam mengevaluasi perbaikan kondisi/terjadinya komplikasi/ perdarahan yang memerlukan upaya intervensi
Ø Pemijatan mungkin perlu untuk meyakinkan/mempertahankan drainase pada adanya bekuan darah besar/eksudat purulen
·      Mengkaji status pertukaran gas dan ventilasi, perlu untuk kelanjutan/gangguan dalam terapi
·      Meningkatkan penghilangan distress respirasi dan sianosis sehubungan dengan hipoksemia.

3.      Kurang pengetahuan b.d kurang informasi tentang proses penyakit.
(Doenges 2001).
Intervensi
Rasional
·      Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan , dan harapan kesembuhan.
·      Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal.

·      Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medic cepat seperti: nyeri dada tiba-tiba, dispnea


·      Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, contoh nutrisi, istirahat dan latihan
·      Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan kesejahteraan, mis.,: istirahat dan aktivitas seimbang, diet yang baik.
·      Informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan.

·      Kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengikuti program medic.
·      Berulangnya pneumothorak/hidrothoraks memerlukan intervensi medic untuk mencegah/menurunkan potensial komplikasi
·      Mempertahankan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan.
·      Meningkatkan peratahanan alamiah/imunitas.












BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 FORMAT PENGKAJIAN
I DATA DEMOGRAFI
A.IDENTITAS PASIEN
Nama                                                   : Tn. S
Jenis kelamin                                       :Laki-laki
Umur                                                   :42 tahun
Status perkawinan                               : Kawin
Agama                                                 : Islam
Pendidikan                                          : SMP
Pekerjaan                                             : Wiraswasta
Alamat                                                : Huta desa bandar tongah
Tanggal masuk RS                              : 04-11-2012
No.register                                            :52-43-52
Ruangan/kamar                                   : HDU
Golongan darah                                  : O
Tanggal pengkajian                             : 5-11-2012
Tanggal operasi                                   : Tidak ada
Diagnoasa medis                                 : Hidropneumothoraks
B.PENANGGUNG JAWAB
Nama                                      : Ny. S
Hubungan dengan pasien       : Istri
Pekerjaan                                : Ibu rumah tangga
Alamat                                    : Huta desa bandar tongah
II.KELUHAN UTAMA      : Sesak nafas
III.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
I. Provocative/palliative
a)      Apa pentebabnya : Karena adanya cairan dan uadara yang berlebihan  pada dada dan merokok yang berlebihanc
b)      Hal-hal yang memperbaiki keadaan:
             Makan obat, istirahat, posisi setengah duduk, O2 4-6 Liter
2. Quantity/quality
a)      Bagaimana dirasakan:
              Dada terasa seperti tertimpa beban berat
b)      Bagaimana di lihat :
           Pasien nampak sesak, memegang daerah dada, dada kiri selalu tertinggal dari dada sebelah kanan bila setiap kali bernapas
o   RR : 32x/i
o   O2  : 4-6 Liter
o   Menggunakan nasal canule
3.Region
a) Dimana lokasinya : daerah dada
b) Apakah menyebar : Tidak
4. Severity ( mengganggu aktivitas )
            Keluarga pasien mengatakan bahwa penyakitnya itu sangat mengganggu pasien,sampai pasien terbatasi untuk bergerak banyak berhbungan dengan sesak
5.Time ( kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya ) :
Sesak  timbul sepanjang hari dan sesak berat ketika batuk dan beraktivitas

IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a)      Penyakit yang pernah di alami:
              5 bulan yang lalu pasien pernah didiagnosa TB paru
b)      Pengobatan / tindakan yang dilakuakn:
Riwayat obat anti TB dijumpai 4 bulan yang lalu dari Dokter  umum di puskesmas yaitu obat anti TB dan pasienberhenti mengkonsumsi obat anti TB ketika pasien masuk RS sekitar 2 minggu yang lalu
c)      Pernah di rawat / di operasi
              Pernah dirawat di RS H. Adam Malik, sekitar 2 minggu yang lalu.
d)     Lamanya di rawat     : selama 15 hari
e)      Alergi                        : Tidak ada
f)       Immunisasi                : Polio I

V.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a)      Orang tua                                            : tidak ada
b)      Saudara kandung                                : Tidak ada
c)      Penyakit keturunan yang ada             : Tidak ada
d)     Anggota keluarga yang meninggal     : Ada adik
e)      Penyebab meninggal                            : kecelakaan





Genogram:






Keterangan genogram:
                   :Laki-laki hidup
                   : Perempuan hidup
                   : Yang telah meninggal
                   : Pasien
------------ : Serumah
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
a)      Apakah yang diharapkan klien saat ini :
Keluarga pasien berharap  agar rasa sesak pasien berkurang
b)      Apakah klien merasa rendah diri dengan kedaanya saat ini : Ya, pasien ingin cepat sembuh dan bisa kembali normal seperti dahulu sebelum sakiT

c)      Bagaimana menurut klien dengan keadaanya saat ini:
Klien merasa bahwa keadaannya menyusahkan isteri dan keluargany.
Apakah klien tinggal di rumah sendiri atau di rumah kontrakan: Di rumah sendiri
d)     Apakah hubungan antar keluarga harmonis atau berjauhan    : Ya tampak keluarga selalau menjeguk pasien dan perhatain terhadap pasien
e)      Siapakah yang mengambil keputusan di dalam keluarga : Istri
f)       apakah klien merasa cukup dengan keadaan ekonomi keluarganya saat ini: Ya, pasien merasa cukup dengan keadaan ekonomi keluarganya
g)      Apakah hubungan antar tetangga baik : Ya, tampak sesekali tetangga pasien datang menjenguk pasien
h)      Apakah klien aktif mengikuti kegiatan kemasayarakatan yang ada disekitar tempat tinggalnya: Ya, klien aktif mengikuti pengajian di daerahnya.
VII.POLA AKTIVITAS SEHARI=HARI
A. Nutrisi
KONDISI
SEBELUM MASUK R.S
SESUDAH MASUK R.S
- Selera makan
- Kurang
- Ada
-Menu makanan
- Nasi,sayur,ikan,buah
- Bubur sonde
-Frekwensi makan
- 3 x makan dalam sehari
- 3 x dalam sehari
-Makanan yang disukai
- Keripik, kacang
- belum diperbolehkan
-Makanan pantangan
- Es
- Es,makanan yang keras

B. Cairantherapy
KONDISI
SEBELUM MASUK R.S
SESUDAH MASUK R.S
-Jenis minuman
-Air putih,susu
- Air minum dan susu
-Frekwensi minum
- 8 gelas air minum+2 gelas sussu
- 2 gelas+1gelas susu + therapi infus NaCL 0,9% 20 tt/i
-Kebutuhan cairan
- Cukup 2800 cc
- cukup 2500cc
-Waktu pemberian cairan
- saat setelah makan dan ketika pasien haus
- saat setelah makan dan diberikan air minum per 2 jam sekali.
Memberikan cairan NaCL/8 jam sekali
Pukul : 11.00 wib
            19.00 wib
            03.00 wib









C.Eliminasi ( BAK & BAB ) 
KONDISI
SEBELUM MASUK R.S
SESUDAH MASUK R.S
-Tempat pembuangan
  BAB
 BAK
                                               - di kloset                               - di kloset
                                         - di pemper’s                        - menggunakan kateter
-Frekwensi ( waktu )
  BAB
  BAK
                                                  - 1 x / hari
  ± 4-7 x /hari

-sudah 3 hari belum BAB
  IWL
IWL : ± 40 cc
 ± 2000-2500/24 jam

-Konsistensi
 BAB
BAK

- Lembek
-kuning jernih

-Hitam,lembek
-kuning keruh
-Kesulitan
- Tidak ada
- Ada
-Obat pencahar
- Tidak adaa
- Dulcolac

D. Istirahat
KONDISI
SEBELUM MASUK R.S
SESUDAH MASUK R.S
-Jam tidur
-Cukup 8 jam
- Cukup 9 jam
-Siang
-13.00  wib s/d 14.00 wib
- Tidak menentu
-Malam
- 21.00 wib
- 20.00 wib
-kebiasaan sebelum tidur
-Menonton
- Tidak ada
-Kesulitan tidur
- Tidak ada
- Tidak ada

E. Olah raga
KONDISI
SEBELUM MASUK R.S
SESUDAH MASUK R.S
-program olah raga
- Tidak ada
- Tidak ada
-Jenis dan frekwensi
- Tidak ada
- Tidak ada
-Kondisi setelah olah raga
- Tidak ada
- Tidak ada

F. personal higiene
KONDISI
SEBELUM MASUK R.S
SESUDAH MASUK R.S
-Mandi
a. Frekwensi
b. Cara diman/tempat


-Cuci rambut
a. Frekwensi
b. Cara

-Gunting kuku
a. Frekwensi
b. Cara

-Gosok gigi
a. Frekwensi
b. Cara

a.2 x sehari
b. Mandiri,di kamar mandi


a. 1 x 2 hari
b. Mandiri


a. 1x seminggu
b. Mandiri


a. 2 x sehari
b. Mandiri

a. 2x sehari
b. Dibantu perawat di atas tempat tidur

a. tidak ada
b. Tidak ada


a. Tidak ada
b. Tidak ada


a. 1 x sehari
b. Dibantu perawat

G. Aktivitas/mobilitas fisik
KONDISI
SEBELUM MASUK R.S
SETELAH MASUK R.S
-Melakukan pekerjaannya pada waktu luang
- Berwiraswasta
- Fisik lemah,sesak, dan aktivitas sangat dibatsi/bedrest
H.Rekreasi
KONDISI
SEBELUM MASUK R.S
SETELAH MASUK R.S
-Waktu luang
- Tidak ada
- Tidak ada
-Waktu senggang keluarga
- Tidak ada
 - Tidak ada
-Kegiatan hari libur
- Tidak ada
 - Tidak ada

VII. PENGKAJIAN FISIK
1. Kesadaran     : Compos mentis
Keadaan umum : sesak nafas dan lemah
Tanda-tanda vital :
·         TD     : 110/70 mmHg             S    : 37,1˚ C
·         P         : 32 x / i                        N   : 113 x /i
 2. Kepala
·         Bentuk                                    : Anatomis
·         Keluhan yang berhubungan    : Sesak
·         Pusing / sakit kepala                 : Pasien mengatakan pusing
3. Mata
·         Ukuran pupil                    : Normal
·         Isokor                               : Simetris
·         Reaksi terhadap cahaya   : Kanan (+), kiri (+)
·         Aomodasi                        : Dalam batas normal
·         Bentuk                             : Normal dan anatomis
·         Konjungtiva                     : Anemis
·         Fungsi penglihatan
·         Baik/kabur,/tidak jelas            : Baik
·         Dua bentuk                             : Tidak ada
·         Rasa sakit                                : Tidak ada
·         Tanda-tand radang                 : Tidak ada
·         Pemeriksaan mata terakhir      : Tidak ada
·         Operasi                                    : Tidak ada
·         Lain-lain                                 : Tidak ada
4. Hidung :
·         Reaksi alergi                    : Tidak ada
·         Cara mengatasinya           : Tidak ada
·         pernah mengalami flu      : Pernah
·         Frekwensinya dalam setahun : 4 x setahun
·         Sinus                                : Tidak ada
·         Perdarahaan                     : Tidak ada
 5. Mulut dan tenggorokan
·         Gigi geligi                        : Normal
·         Caries                                : Tidak ada
·         Sulit/gangguan bicara      : Tidak ada
·         kesulitan menelan             : Tidak ada
·         Pemeriksaan gigi terakhir : Tidak ada
·         Lain-lain                            : NGT terpasang


6. Dada dan paru-paru
Inspeksi :
·         Bentuk dada                     : simetris kanan kiri
·         Batuk           ( + / - )        : ada, tetapi tidak produktif
·         Sputum          ( + / - )       : ada, warna kehijauan
·         Batuk darah    ( + / - )     : ada, 5cc/batuk
·         Tidak ada nyeri saat dada ditekan tekan
·         Adanya ketidak simetrisan ekspansi dada
·         Pola nafas                        : Takhipneu
                                            RR : 32x/I
Palpasi :
·         Stream fremitus /taktil fremitus :
Perkusi :
-          Dijumpai adnaya hipersonor pada paru kiri
·         Auskultasi
·         Suara nafas                      : Vesikuler
·         Ronkhi                            : Tidak ada suara tambahan



7. Jantung dan sirkulasi
·         Nadi perifer                     : Teraba
·         Suara jantung tambahan  :  Tidak ada
·         Irama jantung                   : Teratur
·         Nyeri                                : Tidak ada
·          Palpitasi      ( + / - )         :  Tidak ada
·         Baal       ( + / - )                :  Tidak ada
·         Perubahan warna ( kulit,kuku,bibir, dll ): Kulit dan kuku anemis, sianosis
·         Clubbing ( + / - )               : Tidak ada
·         Syncope  ( + / - )              : Tidak ada
·         Rasa pusing ( + / - )          : Tidak ada
8. Abdomen :
·         Peristaltik usus                 : Normal, 15-18 x / menit
·         Lingkar perut                   : 32 cm
·         Nyeri tekan                      : Ada skala  4
·         Pembesaran hati                : Ada
·         Massa                               : Tidak ada
·          Luka                                : Tidak ada
9. Genitalia dan status reproduksi
·         Kehamilan                   : Tidak dikaji
·         Buah dada                   : Tidak dikaji
·         Perdarahan                  : Tidak dikaji
·         Pemeriksaan pap smear          :Tidak dilakukan
·         Prostat                                    : Normal
·         Flour albus                              : Normal
·         Penggunaan kateter                : Dilakukan
10. Statusbneurologis GCS : 15
·         - E  :4    M  : 6  V  : 5
·         Reflek patologis :
·         Kernig sign (+ / - )       : positif, paha pasien dapat fleksi 90ͦ dan tidak nyeri 
·         Brusunsky   (+ / - )       : positif, dagu pasien dapat menyentuh dada
·         Babinsky     (+ / - )        :positif, ada refkes pada saat telapak kaki di sentuh
·         Laseg sign   (+ / - )        :positif, tungkai kaki pasien dapat diangkat 60 ͦ
·         Reflek fisiologis :
·         Bisep   (+ / - )              : positif, kedua tungkai pasien dapat bergerak fleksi
·         Trisep  (+ / - )              : positif, kedua tungkai dapat bergerak ekstensi
·         Patella (+ / - )              : positif, ada rasa seperti kesetrum saat patella di  
                                                  ketuk
11.Ekstremitas
·         Keadaan ekstremitas   : Oedema -  sup oedema
·         Kesimetrisan               : Simetris


IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSA
A.    Diagnosa medis : Localated hydropneumotoraks TB Paru
B.     Pemeriksaan Diagnostik / penunjang media :
1.      Laboratorium
Jenis                            satuan                          hasil                 rujukan
Haemoglobin              9%                               15.60               13.2-17.2
Eritrosit                      10ʻ/mm³                       5.43                 4.20-4.87
Leukosit                     10³/mm³                       14.39               4.5-11.0
Hematokrit                 %                                 46.40               43-49
Trombosit                   10³/mm³                       307                  150-450
MCV                          FL                               95.90               85-95
MCH                          Pg                                29.00               28-32
MCHC                       9%                               30.20               33-35
RDW                          %                                 12.10               11.0-14.8
MPV                           FL                               11.20               7.0-10.2
PCT                            %                                 0.11               
PDW                          FL                               15.8
LID                            ml/j                              44                    <15

2.      Rontgen :
·         Foto thoraks hasil :
Sinus diagfragma kanan dan kiri berselubung, tampak klasifikasi pada lapangan atas bawah kedua paru. Jantung ukuran membesar CTR 750%. Trakea ditengah tulang-tulang dan sift tissue baik.
·         Kesimpulan radiologis :
Cardiomegali + suspect TB dupleks lama yang masih aktif  + effusi pleura kanan / kiri
3.      USG
Hasil : Liver kongesti +effusi pleura bilateral + asietas non sirotik
4.      CT scan
·         Hasil : intrafarietal ventrical IV tampak normal, supertentrical tidak tampak hypendens /hypondens lesion. Tidak tampak mass efect maupun midline shift. Ventricular system dan contical sulci normal
·         Kesan : tidak tampak SOL maupun kelainan mitaraceribral lainnya.
5.      Lain-lain
Analisa Gas Darah
Jenis                            satuan              hasil                 rujukan
PH                              mmHg             7.55                 7.35-7.45
PCO2                         mmHg             72.2                 38-42
PO2                            mmHg             183.5               85-100
Bicarbonat                  mmol/L            49.5                 22-26
 (HCO3)                    
Total CO2                  mmol/L            51.7                 19-25
Kelebihan basa           mmol/L            22.1                 (-2) – (+2)
Satuan O2                  %                     99                    95-100
X.  PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
NO
NAMA OBAT
DOSIS
EFEK
1
NaCL 0,9 ℅
20 tts / i
Cairan fisiologis
2
Ceftriaxone
2 gr / 12 jam
Antibiotik
3
Dexametazone
1 amp / 8 jam
Melebarkan jalan nafas
4
GG
3x1( 500 mg)
Batuk
5
Curcuma
3x1(3 sendok makan)
Penambah selera makan
6
PCT
3x1(500 mg)
Antipiretik
7
Ventolin
1 fls / 8 jam
Melebarkan bronkus
8
Flexotide
1 fls / 8 jam
Mengencerkan dahak









3.2 ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
MASALAH KEPERAWATAN
Ds : pasien mengatakan sesak
Do : Pasien tampak sulit bernafas, RR :32x/i
-          Hasil foto :
·         Kesimpulan radiologis
Cardiomegali + suspect TB dupleks lama yang masih aktif  + effusi pleura kanan / kiri
-          Hasil CT scan :
·         Kesan : tidak tampak SOL maupun kelainan mitaraceribral lainnya



Ds : -
Do : terpasang O2
        Sebanyak 4-6 liter
-          Hasil AGD
PH     : 7,55
PCO2 : 72,2
PO2     :183,5
Bicarbonat : 49,5
Total CO2 : 51,7
Saturasi O2 : 99


Ds : Pasien mengatakan tidak selera makan
Do : tampak porsi makan yang disediakan tidak dihabiskan
-          BB dahulu : 40 kg
-          BB sekarang : 37 kg



Ds : -
Do :
·         sebagian besar kebutuan pasien dibantu perawat atau keluarga
·         NGT  dan kateter terpasang
Adanya kebocoran antara alveoli dan rongga pleura
Udara berpindah dari alveoli ke rongga pleura
Kolap/menguncup
pneumotoraks
menghambat drainase   limfatik
tekanan kapiler paru
tekanan hidrostatistik
efusi pleura
penumpukan cairan didalam rongga pleura
ekspansi paru menurun
frekuensi nafas meningkat
pola nafas tidak efektif




pertukaran O2 dan CO2 terganggu
 

menurunnya suplai O2

Resiko tinggi gangguan pertukaran gas




 

frekuensi nafas

nafsu makan berkurang

gangguan pemenuhan nutrisi



frekuensi nafas

kelemahan otot

intoleransi aktivitas

Gangguan pola nafas tidak efektif


















Resiko Tinggi Gangguan pertukaran gas









Gangguan pemenuhan nutrisi







Intoleransi aktifitas


3.3  PRIORITAS MASALAH
1.      Gangguan pola nafas b/d penumpukan udara dan cairan yang berlebihan di pleura
2.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesulitan menelan
3.      Intoleransi aktivits b/d frekwensi nafas yang meningkat
4.      Resiko tinggi Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya suplai O2
















2 komentar:

  1. artikel yang sangat menarik dan bermanfaat, makasih banyak...

    BalasHapus
  2. Best new casino games at Wild West Casino (2021)
    Wild West 꽁머니 지급 Casino - Live dealer casino, online 라이브스코어 사이트 sports betting 벳인포해외배당흐름 & a 50% club w88 Welcome Bonus. Play slots & table games. w88 dashboard Register & play now!

    BalasHapus